Yang Jadul

 yang jadul

ada yang membuat saya khawatir ketika harus melewati jalanan itu. namun demikian ketika saldo e-tol tidak mencukupi sedangkan keluar masuk beberapa mart tidak ada yang tersedia untuk mengisinya, terpaksa saya keluar gerbang. menyusuri jalanan di jantung kota yang padat itu lalu tepat menyusuri jalanan  agak di pinggir kota yang membuat saya mulai deg-degan. 


melewati jalanan yang lumayan padat itu, berkendara dengan kendaraan yang diproduksi kira-kira lebih dari tiga puluh tahunan yang lalu selalu membuat ketir-ketir. jalanan yang ketika saya menoleh ke kiri atau ke kanan terdapat papan nama, baik papan yang bagus atau yang paling sederhana terbuat dari kayu seadanya bertuliskan "besi tua". 


hal itulah yang membuat saya, selain ketir-ketir, deg-degan juga selalu waspada jangan-jangan kendaraan saya tiba-tiba menjadi "auto-driving" mode on dan dengan sendirinya tiba-tiba langsung nyasar ke salah satu bangunan berpapan nama itu.


****

notes: gambar pendukung tidak terkait dengan isi cerita, hanya sebagai doa dan cita-cita he..he..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Hamsad Rangkuti: Panggilan Rasul

Cerpen Hamsad Rangkuti: Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

Cerpen Umar Kayam: Seribu Kunang-Kunang di Manhattan