Kopi Pangku

 


di NEGERI kami hari-hari adalah melepas penat
setelah seharian bertarung merebut hidup
menikmati hitam pekat kental mantap kopi pahit
sambil memelototi bidak hitam dan bidak putih diantara kami.
memainkan raja hitam dan raja putih dalam hidup mati.
setelah seharian hidup mempermainkan kami

di NEGERI kami banyak dibangun tempat melepas pahit hidup
yang didalamnya seringkali adalah gemerincing adukan gemulai
yang membuat kami ogah berpaling dan pulang

Sidomoro, 26 Oktober 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Hamsad Rangkuti: Panggilan Rasul

Cerpen Hamsad Rangkuti: Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

Cerpen Umar Kayam: Seribu Kunang-Kunang di Manhattan