Anak Kampung dan Orang Gila

pada jaman dahulu kala, di kampung kami terdapat seorang lelaki paruh baya yang dianggap gila oleh orang-orang kampung kami. kegemaran orang ini adalah berkeliling dari dusun ke dusun dengan menenteng pedang (golok?) panjang yang mengilat-kilat ketika tersentuh sinar matahari. ia memakai baju bergaris vertikal agak lebar dengan kombinasi warna biru dan abu-abu. saat mengingat kembali baju yang dia pakai mengingatkan saya pada "kostum" tahanan seperti dalam kartun-kartun lucu. 


informasi perjalanannya sudah pasti terdengar dari mulut ke mulut sehingga penghuni rumah-rumah yang akan dia lalui telah mengatisipasinya dengan menutup rumah masing-masing. dia tak pernah berbuat apa-apa selain hanya berjalan dan berjalan dan hal itu telah dapat membuat teror bagi sebagian besar orang-orang di kampung kami. entah mengapa pihak-pihak yang berwenang membiarkan saja hal itu. 


suatu waktu saya bersama dua atau tiga kawan kecil saya pergi ke jalan raya yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah. saya dan kawan-kawan memang kerap ke sana. pohon keres adalah daya tarik bagi kami untuk selalu berkunjung ke jalanan itu. tepat di depan sebuah rumah seorang nenek yang agak cerewet dua atau tiga pohon keres besar berdiri rimbun di sana dengan buahnya yang besar merah-merah menggoda. kami kerap dapat omelannya juga untuk tidak naik-naik ke pohon-pohon keres itu karena khawatir kalau jatuh. tentu saja buah keres yang memerah dan terlihat besar-besar itu mampu mengesampingkan nasehat "simbah" yang terdengar seperti omelan bagi kami itu.


...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Hamsad Rangkuti: Panggilan Rasul

Cerpen Hamsad Rangkuti: Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

Cerpen Umar Kayam: Seribu Kunang-Kunang di Manhattan