Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Terpuruk atau Terburuk?

Gambar
(pasti tahu kan siapa dia? kalau nggak, masa sih gak tau? beneran?) pernahkah hatimu patah jadi dua atau hancur berkeping-keping bahkan. dipatahkan atau dihancurkan oleh kekasih terkasih atau oleh urusan dunia lainnya. lalu, kamu merasa duniamu hancur, kamu merasa TERPURUK di sebuah sudut dunia yang terasa asing. barangkali  Tuhan menempatkanmu di sudut TERPURUK untuk menyelamatkanmu dari yang TERBURUK. Sebab Dia pasti menyayangimu dengan cara-Nya mungkin hal itu adalah sebuah celah untuk tetap berlapang dada dalam menerima apa adanya. baik yang datang atau yang pergi, yang hilang atau yang tetap tinggal di sisi.

Kisah Sepasang Telinga

Gambar
kisah sepasang telinga (Danilla Riyadi, Cici Keren) kami adalah jiwa-jiwa yang merasa setiap pasang telinga adalah ladang amal soleh bagi kami.  sebab itulah suara lantang kami membahana, menggedor-gedor setiap gendang telinga hampir-hampir tanpa jeda.  tetapi ternyata justru kamilah ladang amal soleh bagi setiap pasang telinga karena betapa bersabarnya mereka atas kegaduhan dan ketidakpedulian kami.

Sebuah Tafsir Kebun Terakhir

Gambar
Sebuah Tafsir Kebun Terakhir (Rara Sekar/Hara) Sebagian besar kelompok masyarakat tertentu mungkin menganggap industrialisasi dan modernisasi identik dengan kemajuan peradaban. Kemajuan peradaban mungkin juga berarti meningkatnya ekonomi dan taraf hidup masyarakat.  Namun sebagian kelompok masyarakat lainnya mungkin juga menyadari bahwa betapa industrialisasi itu bagaikan raksasa yang buas. Raksasa buas yang menggunakan segala macam cara untuk dapat mencaplok "kehidupan" kelompok masyarakat tertentu lainnya, yaitu para petani.  (si cantik danilla riyadi, temennya rara sekar 😀😃😄😁) Bersatunya pemilik modal, pemerintah, dan aparaturnya biasanya menjadi komposisi mulut dan taring, darah dan daging raksasa tersebut.  Taring yang merobek daging kehidupan petani yang empuk dan  lezat. Mulut yang mengunyah kebahagian petani  dengan tanpa merasa bersalah. Raksasa buas yang tentu saja tanpa nurani. Barangkali demikianlah suara hati yang begitu dalam dari "aku lirik" yang