Punggung Malam


punggung malam semakin sangkuk oleh beban kekhawatiran dan ketidakpastian.

pokok-pokok membisu menyaksikan mata-mata penuh tatap harap dan sesekali berserah harap.

inikah segala yang fana itu, yang selalu kami damba menjadi abadi, atas  ketakutan-ketakutan dalam kesendirian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Hamsad Rangkuti: Panggilan Rasul

Cerpen Hamsad Rangkuti: Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

Cerpen Umar Kayam: Seribu Kunang-Kunang di Manhattan