melihatmu dari sisi benakku
diantara cahaya mata terpaku
juga pada redup matamu
temaram siluetmu
di antara celah-celah bidai bambu
membayang samar pada pagar
mengisahkan kedalaman duka
atau rasa rindu yang masih tersisa
memisahkan antara benar dan alpa
dalam jazirah perjalanan luka
engkau berdiri menepi
mungkin itu sebuah isyarat
engkau telah jenuh menanti
atau telah tak ada arti
ribuan jarak yang terlewati
entah apa yang engkau cari
diantara beribu ujung argumentasi
mungkin mempertahankan eksistensi
tak ada warna abu-abu di langit kita
karena Tuan kita hanya memberi
dua warna antara mawar atau melati
yang tertanam pada masing-masing hati
Semarang, 20 November 2010
Komentar
Posting Komentar