(Si Cantik Danilla Riyadi)
Tiga Pagi
03:00 pagi
dan butiran-butiran putih yang berenang di sepiring kuah "becek"
mengganyang nafsu makanku.
menyandarkan punggung lelahku pada dinding kenyataan.
memandangi sudut-sudut kota yang kusam termakan usia.
jalanan masih mamring
poster-poster tumpang tindih berebut perhatian
"tak mungkin poster tentang sedot lemak," pikirku, "pasti sedot yang lain." batinku lagi.
poster-poster itu sungguh tahu diri, tahu tempatnya.
"anda butuh uang cepat? sama dong."
yang sejenis itu pasti tak tertempel di dinding-dinding kusam kota itu.
"apa mungkin hanya tertempel di jidatku saja?" pikirku.
sebuah hotel kehilangan huruf "h", dan mereka tampak baik-baik saja.
di balik dinding-dinding kusam itu, aku menerka-nerka, mereka sedang berbuat apa.
mungkinkah sedang khusuk dalam doa-doa untuk menghalau musuh-musuh mereka.
mungkin sedang lelap dalam bahagia, mendekap yang paling dicinta, setelah mengecup yang paling istimewa.
mungkin juga sepasang kasmaran yang sembunyi dari dunia karena statistika tak menguntungkan mereka.
menerka di balik dinding kusam kota, seperti membayangkan ketidakpastian masa depan.
sedang perjalanan serasa masih di sini-sini saja. entah mungkin aku yang lelah, tiba-tiba lelap tak merasakan tubuh yang telah berada di tujuan.
08;00 pagi
dan aku saksikan kaki-kaki yang kokoh perkasa
selalu waspada dalam segala suasana.
Komentar
Posting Komentar