di alas karpet. (setengah) empuk kuteguk
segelas teh tak lagi hangat
setelah tiga biji kurma kulahap dengan lekas
entah pada kunyahan ke berapa
namamu tiba-tiba memenuhi ruang udara benakku
apa ini sejenis rindu atau semacam rasa malu
ada tabir yang lebih tebal dari waktu, menciptakan jarak antara tuan dan aku
lalu, satu persatu narasi-narasi silih berganti mengisi
ada hari-hari kerap terlewati
dengan batu mengganjal madaran -
ada minggu-minggu kebak luka saat memuja -
ada bulan-bulan penuh pengharapan dalam ancaman -
banyak tahun-tahun menyusuri jalan panah dan pedang -
ada getar melela dalam dada
ada sengguk tertahan di dalam
dan riuh masih terus gemuruh
dan hingar tak jua memudar
apakah ini sejenis rindu atau
semacam rasa malu
di alas marmer dingin ku sesap pahit tembakau
riuh tetap saja selalu bergemuruh
dan bingar tetap jua tak pudar
pada asap yang menguar di udara, lalu sirna entah kemana, ingin ku sisipkan riuh gemuruh dan hingar bingar di antaranya
mereka yang nyandung nyrimpet di hadapan kenangan yang tiba-tiba nerobos datang mentabiri diri dari junjungan.
Komentar
Posting Komentar