Ramadhan I 2023

di alas karpet. (setengah) empuk kuteguk

segelas teh tak lagi hangat

setelah tiga biji kurma kulahap dengan lekas

entah pada kunyahan ke berapa

namamu tiba-tiba memenuhi ruang udara benakku

apa ini sejenis rindu atau semacam rasa malu

ada tabir yang lebih tebal dari waktu, menciptakan jarak antara tuan dan aku 

lalu, satu persatu narasi-narasi silih berganti mengisi

       ada hari-hari kerap terlewati

dengan batu mengganjal madaran -

        ada minggu-minggu kebak luka saat memuja -

        ada bulan-bulan penuh pengharapan dalam ancaman -

        banyak tahun-tahun menyusuri jalan panah dan pedang -

ada getar melela dalam dada

ada sengguk tertahan di dalam

dan riuh masih terus gemuruh

dan hingar tak jua memudar

apakah ini sejenis rindu atau 

semacam rasa malu

di alas marmer dingin ku sesap pahit tembakau

riuh tetap saja selalu bergemuruh

dan bingar tetap jua tak pudar

pada asap yang menguar di udara, lalu sirna entah kemana, ingin ku sisipkan riuh gemuruh dan hingar bingar di antaranya

mereka yang nyandung nyrimpet di hadapan kenangan yang tiba-tiba nerobos datang mentabiri diri dari junjungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Hamsad Rangkuti: Panggilan Rasul

Cerpen Hamsad Rangkuti: Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

Cerpen Umar Kayam: Seribu Kunang-Kunang di Manhattan