Langsung ke konten utama

Mengeja Raisa dengan Single Terbarunya: Tentang Dirimu

Mengeja Raisa dengan Single Terbarunya: Tentang Dirimu


(Raisa Andriana, Kesayangan Nasional 😀)

Saat dua hati bersepakat untuk saling terikat dalam sukaduka, sendupilu, anganingin sebuah proses untuk saling memahami, saling mengasihi, saling mencintai lebih dalam lagi pun dimulai.


Proses itu pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan kerap kali meski durasi ikatan telah lama bertahan belum menjamin sebuah proses saling mengenal dapat berhasil.


       Entah berapa lama 

       waktu yang telah   

       kuhabiskan


Aku lirik, untuk selanjutnya saya menyebutnya Raisa, seolah menyatakan bahwa waktu yang dia gunakan untuk hidup bersama seseorang (kamu lirik/dirimu) tersebut telah berlangsung lama hingga dia tak dapat menyebut berapa waktu pastinya: "entah berapa lama"


    Pahami caramu,

    setiap detil

    tentangmu


Dalam rentang waktu "hidup bersama" tersebut Raisa  berupaya memahami, mengenal, mengerti setiap detail karakter dan sifat seseorang tersebut (kamu lirik).


   Semua kisahmu

   Tentang mimpimu


Bahkan Raisa pun tahu tentang segala keluh kisah, angan ingin, mimpi-mimpi dan melankolinya, serta segala hal tentang dia.


  Kini kita seolah

  kembali saling tak

  mengenal


Ketika Raisa telah membangun kenangan bersama bertahun-tahun lamanya, tahu segala hal tentang dia dalam sebuah ikatan cinta dan kasih sayang, tiba-tiba keduanya menjadi tidak saling mengenal lagi.


Tak ada lirik yang menyatakan penyebab mengapa mereka tiba-tiba menjadi tidak saling mengenal lagi.


(Raisa Andriana)


Bisa jadi seseorang yang menjalin ikatan cinta dan kasih sayang dengan  Raisa tersebut dan menjadi "amnesia" (seperti dalam kisah-kisah dalam drama) misalnya atau antara ikatan kasih sayang antara Raisa dengan seorang anggota keluarga terkasihnya yang sudah "sepuh" dan menjadi pikun sehingga tak mengenalinya lagi. Mereka menjadi tidak saling mengenal secara harfiah. 


Bisa juga seseorang tersebut (kamu lirik) berubah secara sifat. Kamu lirik berubah karakternya. Karakter yang berkebalikan dari karakter sebelumnya yang sudah dikenal Raisa. Mereka menjadi tidak saling mengenal dan memahami secara konotatif. Misalnya ; kamu lirik berubah dari penyabar menjadi pemarah, dari penuh kasih menjadi kasar, dari penuh perhatian menjadi cuek, dan lain sebagainya.


Proses menjadi tidak saling mengenal lagi tersebut membuat Raisa kecewa dan bertanya-tanya, untuk apa semua hal yang dilakukannya dimasa lalu untuk mengenal, mengerti, dan memahami seseorang tersebut (kamu lirik) akan tetapi pada akhirnya harus menjadi tidak saling mengenal lagi.  


Karena ada kata "lagi" mungkin kronologisnya adalah: 

"tidak saling mengenal ==>> hidup bersama ==> tidak  saling mengenal lagi".


   Apa benar cara tuk

   kembali bahagia

   Setengah mati  

   berusaha, lupakan

   semua tentangmu


Hal itu menjadi sebuah pertanyaan diri Raisa. Pertanyaan yang diulang-ulang seolah sedang menunggu jawaban "untuk apa semua itu?" 


(Raisa Andriana)


Hingga Raisa berpikir untuk kembali bahagia seperti semula Raisa harus berusaha sekuat tenaga (setengah mati) melupakan segala hal tentang seseorang tersebut (kamu lirik).


Hingga akhir lirik, tak ada jawaban yang menyatakan "rasa asing" mereka hingga Raisa mengulang-ulang kalimatnya. "untuk apa semua kini yang kutahu/tentang dirimu".


  Pahami caramu, 

  setiap detil tentangmu


Larik (baris) tersebut di atas seperti mengusik saya secara tata bahasa. Penggunaan kata "Pahami" menurut saya akan lebih tepat bila diganti dengan kata "memahami". 


Dalam kalimat di atas terdapat penghilangan subyek (aku) yang bila disusun secara lengkap barangkali akan menjadi seperti ini:


   (aku) memahami caramu, 

   (aku memahami) setiap 

   detil tentangmu


Sedang bila mengunakan kata "pahami" terkesan seperti kalimat perintah.  "pahami caramu!"


Bagaimana kalau "pengejaan" Tentang Dirimu menurut versi kamu?



Video Music Official Tentang Dirimu:

Checkitdot

https://youtu.be/ItJ10TvATTc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Hamsad Rangkuti: Panggilan Rasul

Panggilan Rasul Oleh: Hamsad Rangkuti MENITIK AIR mata anak sunatan itu ketika jarum bius yang pertama menusuk kulit yang segera akan dipotong. Lambat-lambat obat bius yang didesakkan dokter sepesialis dari dalam tabung injeksi menggembung di sana. Dan anak sunatan itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan sakit yang perih, sementara dagunya ditarik ke atas oleh pakciknya, agar ia tidak melihat kecekatan tangan dokter spesialis itu menukar-nukar alat bedah yang sudah beigut sering dipraktikkan. Kemudian kecemasan makin jelas tergores di wajah anak sunatan itu. Dia mulai gelisah.           Di sekeliling pembaringan-dalam cemas yang mendalam-satu rumpun keluarga anak sunatan itu uterus menancapkan mata mereka kea rah yang sama; keseluruhannya tidak beda sebuah lingkaran di mana dokter dan anak lelaki itu sebagai sumbu. Mereka semua masih bermata redup. Kelelahan semalam suntuk melayani tetamu yang membanjiri tiga ter...

Selamat Jalan Sang Pengelana

Selamat Jalan sang Pengelana: Sebuah Obituari untuk Penyair Nurel Javissyarqi (Nurel Javissyarqi) Dari kontakku dengan penulis buku Pendekar Sendang Drajat, aku mengenal seorang pelukis muda dengan medium batu candi. Kami pun menjadi akrab atau mungkin aku yang berupaya mengakrabkan diri agar memiliki seorang kawan di kota tempat tinggalku yang baru. Bila ada waktu, setelah selesai bekerja, aku kerap berkunjung di studio lukisnya sambil pesan atau dipesankan kopi di warkop sebelah studio atau makan bersama di luar kadangkala.  Kami pun ngobrol tentang segala sesuatu yang bisa diobrolkan, termasuk tentang seorang penulis yang dimiliki Lamongan.  Yang namanya pernah tercatat di koran beberapa waktu silam. Dari keakraban inilah kemudian aku diperkenalkan olehnya kepadamu.. Aku menjadi mengenalmu. Pertemuan kita pertama di sebuah acara komunitas sastra sebuah kota,  Kita sempat ngobrol di antara riuh suara panggung di belakang punggung penonton. Setelah itu kita jumpa pun han...

Cerpen Hamsad Rangkuti: Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? Cerpen Hamsad Rangkuti Seorang wanita muda dalam sikap yang mencurigakan berdiri di pinggir geladak sambil memegang terali kapal. Dia tampak sedang bersiap-siap hendak melakukan upacara bunuh diri, melompat dari lantai kapal itu. Baru saja ada di antara anak buah kapal berusaha mendekatinya, mencoba mencegah perbuatan nekat itu, tetapi wanita muda itu mengancam akan segera terjun kalau sampai anak buah kapal itu mendekat. Dengan dalih agar bisa memotretnya dalam posisi sempurna, kudekati dia samil membawa kamera. Aku berhasil memperpendek jarak dengannnya, sehingga tegur sapa di antara kami, bisa terdengar. “Tolong ceritakan mengapa kau ingin bunuh diri?” Dia berpaling kea rah laut. Ada pulau di kejauhan. Mungkin impian yang patah sudah tidak mungkin direkat. “Tolong ceritakan. Biar ada bahan untuk kutulis.” Wanita itu membiarkan sekelilingnya. Angin mempermainkan ujung rambutnya. Mempermaink...